✨ Usia Bukan Batasan: Kisah Inspiratif Bu Ai, Guru SMA yang Raih Gelar S2 ITB di Usia 59 Tahun!

Siapa bilang usia senja adalah waktunya berhenti belajar? Perkenalkan, Ibu Ai Rohayati, seorang guru kimia dari SMA Negeri 26 Bandung yang baru saja membuktikan bahwa mengejar mimpi itu tak mengenal kata terlambat. Di usianya yang ke-59 tahun, ketika banyak orang sudah bersiap menikmati masa pensiun, beliau justru melangkah gagah di hari wisuda, menyandang gelar Magister dari salah satu kampus teknik terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kisah Bu Ai ini bukan sekadar cerita sukses, tapi sebuah roller coaster emosi tentang ketekunan, mimpi yang tertunda puluhan tahun, dan semangat pantang menyerah yang luar biasa.

⏳ Mimpi yang Tersimpan di Laci Selama Puluhan Tahun

Bu Ai, yang akan memasuki masa purnabakti sebagai PNS pada April 2026, sebenarnya sudah lama akrab dengan ITB. Beliau adalah alumni program D3 Kependidikan ITB angkatan 1985. Meskipun sudah menempuh S1 di Universitas Terbuka, keinginan untuk kembali menimba ilmu di almamaternya itu tak pernah pudar.

"Ibu masih penasaran," katanya, sebuah kalimat sederhana yang menyimpan bara semangat yang tak pernah padam.

Namun, hidup punya rencana lain. Impian S2 itu berkali-kali harus tertunda. Mulai dari kesempatan beasiswa yang harus dilepaskan karena kondisi anaknya yang sakit kritis, hingga amanah sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang menyita seluruh waktu dan energi.

Bayangkan, puluhan tahun beliau mendidik generasi muda sambil membawa impian pribadinya dalam hati.

🏍️ Melawan Batas Fisik dan Tantangan Akademik

Tantangan terberatnya bukan hanya faktor usia. Syarat masuk ITB yang ketat, khususnya tes TOEFL, menjadi batu sandungan berulang kali.

"Pas 2023, Ibu nyoba lagi. Udah sepertinya ini yang terakhir. Kalau misalnya ini tidak lulus, sepertinya mungkin bukan jalannya," kenangnya.

Namun, semangatnya membawanya melewati garis finish seleksi di tahun 2023. Dan perjuangan yang sesungguhnya baru dimulai.

Setiap hari, demi mengejar jam kuliah di Kampus Ganesha, Bu Ai menempuh perjalanan pulang-pergi dari Bandung Timur. Dengan sepeda motornya, di usia yang hampir kepala enam, beliau menerjang padatnya jalanan. Bahkan, ia pernah mengalami kecelakaan motor, membuat tangannya cedera.

Apa yang beliau lakukan? Beliau tetap melanjutkan perjalanan ke kampus demi mengikuti perkuliahan.

Di ruang kelas, beliau berbaur dengan mahasiswa lain yang usianya jauh lebih muda, bahkan para dosennya pun jauh lebih muda. Tapi, keceriaan dan rasa ingin tahu Bu Ai membuatnya mudah diterima. Bukti nyata bahwa semangat belajar mampu meruntuhkan sekat generasi.

🌟 Pelajaran Berharga dari Wisudawan Tertua

Pada akhir Oktober 2025, Bu Ai Rohayati resmi meraih gelar Magister dalam program studi Pengajaran Kimia, FMIPA ITB, dan menyandang predikat wisudawan tertua pada saat itu.

Kisah Bu Ai adalah sebuah pengingat yang sangat kuat bagi kita semua:

Mimpi Tidak Kedaluwarsa: Tidak ada usia yang terlalu tua untuk mengejar cita-cita yang tulus.
Ketekunan Mengalahkan Segalanya: Kegagalan berulang, entah itu tes TOEFL atau rintangan hidup, hanyalah jeda, bukan akhir.
Semangat adalah Bahan Bakar: Di tengah rasa sakit fisik atau tanggung jawab yang menumpuk, semangat untuk terus maju adalah kunci untuk mencapai tujuan.

Beliau berpesan:

"Jangan pernah malu untuk punya mimpi. Dan jangan malu juga untuk mengejar impian tersebut apapun kendalanya selama itu masih di jalan yang benar."

🔥 Saatnya Anda Mulai!

Kisah Bu Ai sudah memberikan kita inspirasi, lalu, giliran Anda sekarang.

Berapa banyak mimpi Anda yang tertunda di laci karena Anda merasa "sudah terlalu tua," "sudah terlalu sibuk," atau "tidak punya waktu"?

Jangan biarkan usia, tanggung jawab, atau ketakutan menjadi alasan Anda menunda potensi terbaik diri Anda. Jika Bu Ai Rohayati bisa menaklukkan tantangan demi gelar S2 di usia 59 tahun, APA ALASAN ANDA UNTUK TIDAK MEMULAI HARI INI?

Saatnya bertindak! Tuliskan satu impian terbesar Anda yang tertunda di kolom komentar, dan buat langkah pertama Anda sekarang juga!